Anggun Cipta Sasmi

Tuesday, August 13, 2013

Menginvasi Musik Amerika



Tak pernah menargetkan untuk menaklukkan panggung musik Amerika bukan berarti Anggun tidak berani menantang Amerika. Setelah merilis albumnya di negeri Paman Sam tersebut, Anggun langsung tancap gas menyapa publik Amerika sepanjang tahun 1998. Kiprah karir Anggun menjelajah Amerika tidak bisa dinilai main-main. Di Amerika, album Anggun yang diberi judul Anggun  dirilis secara resmi oleh label Epic Record, label besar yang juga menaungi album Michael Jackson, Mariah Carey dan Celine Dion.

Kemunculan Anggun begitu mencuri perhatian sehingga jurnalis musik Amerika sampai merasa perlu memiliki panggilan kesayangan untuk Anggun, antara lain : Pochahontas Dengan Suara Annie Lennox, Madonna Dari Asia, Queen Snow (merujuk pada single hit Anggun di Amerika : Snow On The Sahara) dan lain-lain. 
 
Di Amerika juga Anggun sempat menciptakan sejarah untuk musik Indonesia & pertelevisian Amerika dimana diacara Sessions at West 54th yg berlokasi di Manhattan, Amerika dan disiarkan oleh beberapa stasiun TV Amerika, Anggun tampil menyanyikan lagu berbahasa Indonesia Selamanya yang merupakan salah satu materi album Anggun untuk pasar Amerika.

Selain di Session at West 54th, Anggun juga menjadi bintang tamu diacara Rossie O Donnel Show yang juga adalah acara talkshow serupa Oprah Winfrey untuk TV Amerika. Anggun juga diundang menghadiri acara VH1 Divas Live yang untuk pertama kalinya digelar di New York. Anggun muncul di E! Entertainment – Up Close & Personal bersama supermodel Cindy Crawford. Penampilan dan aksi panggung Anggun ternyata menarik perhatian Sarah Mc.Lahlan sehingga diajak ikut Lilith Fair Tour, sebuah tur konser khusus musisi/penyanyi perempuan keliling negara-negara bagian Amerika mengunjungi kota-kota penting antara lain Minneapolis, Chicago, Atlanta, Houston, Texas dan lain-lain dengan total jumlah penonton ratusan ribu orang. Tak ketinggalan Anggun juga tampil di MixFest Music Festival di Boston bersama band alternative Amerika yang juga sedang happening saat itu : Third Eye Blind

Anggun diwawancara di CNN WorldBeat bersama Victoria Beckham yang waktu itu mewakili Spice Girls yang juga pada saat yang sama sedang menginvasi industri musik Amerika.

Tahun lalu saat penyanyi Malaysia Yuna juga berhasil memasuki percaturan musik Amerika dengan merilis album yang juga mengikuti jejak Anggun menembus US Billboard Heatseeker Chart, sebuah blog hiburan Amerika Perez Hilton menyebut Yuna sebagai artis berkwalitas yang mengingatkan mereka pada Anggun. Mungkin karena sama-sama dari Melayu dan mengusung musik eksotis.

Friday, August 9, 2013

Bahasa Yang Berbeda Kepada Orang Yang Berbeda



Ketika sedang menjalani tour ke berbagai negara diberbagai benua, Anggun bilang kalau 'rumah'-nya adalah kamar hotel dan kabin pesawat. Anggun bahkan bisa sampai berminggu-minggu tidak pulang ke apartemennya di Prancis.

"Pernah saking seringnya gonta-ganti hotel, aku sampai kebingungan karena lupa nomor kamarku", kenang Anggun geli.

“Ketika pulang  dan buka kulkas karena pengen masak. Eh, ternyata isinya cuma air putih. Lupa kalau udah sebulan tidak belanja. Padahal kalau sedang tidak kemana-mana, aku suka masak trus ngundang teman-teman untuk nyicipin”.

Tetapi sejak memiliki Kirana, Anggun kini sudah punya batasan saat menjalani tour. Kalau dulu bisa berminggu-minggu tidak pulang, sekarang maksimal seminggu Anggun harus pulang dan bertemu Kirana. Meski tidak setiap hari bisa memantau pertumbuhan Kirana, toh Anggun selalu menyediakan quality time saat sedang  berada dirumah, misalnya menjemput Kirana ke sekolah, shopping, ngobrol seharian dan tidur siang bareng.

“Sejak ada Kirana aku memang mulai lebih sensitif dalam menjalani hidupku. Aku sekarang sudah punya tanggung jawab. Kalau misalnya aku kenapa-kenapa, bagaimana dengan dia? Pokoknya sebisa mungkin jaga kesehatan dan jangan sakit”

Walau sudah fasih berbahasa Inggris dan Prancis, Anggun tak pernah sekalipun mencampur-campur kedua bahasa ini saat berbicara dalam bahasa Indonesia. Kecerdasan sikap yang seperti ini juga yang coba Anggun terapkan  pada Kirana agar kelak bisa berkomunikasi dalam tiga bahasa tanpa harus mencampurkan ketiganya dalam satu kalimat seperti ibunya.

“Dirumah kami punya Nanny orang Filipina, ke dia Kirana ngomong pakai bahasa Inggris. Ke aku dia ngomong bahasa Indonesia, ke papanya dia pakai bahasa Prancis. Jadi bahasa yang berbeda dipakai kepada orang yang berbeda. Ini penting karena aku gak mau anakku ngomong dengan  mencampur-campur bahasa”

Meski lahir dan tumbuh di Eropa dan sesekali mengunjungi Indonesia saat liburan, Anggun tetap menginginkan Kirana bisa berbahasa Indonesia.  

“Setengah darahnya kan Indonesia. Aku mau ketika dia mengunjungi tanah leluhurnya di Indonesia, dia bisa berkomunikasi sesuai dengan bahasanya”.

Penyanyi Muslim Kesayangan Paus & Gereja Vatican



“Sebagai penyanyi yang berasal dari negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia saya sangat bangga diundang untuk menyanyi dalam Concerto di Natale di Vatican”, ujar Anggun mengomentari partisipasinya dalam acara yang digelar oleh Paus Paulus II.

Anggun pertama kali diundang untuk menyanyi diacara prestisus umat Katolik ini pada tahun 2000. Pada saat itu Anggun tampil bersama penyanyi Canada Bryan Adams dan penyanyi legendaris Amerika Dionne Warwick.

“Saya ketemu langsung dan salaman dengan Paus. Orangnya kecil dan ringkih, nggak nyangka dengan kondisi fisik seperti itu beliau menyandang tugas dan tanggung jawab yang berat dipundaknya”, kesan Anggun saat mendapat kesempatan bertemu dengan Paus.

Lalu pada tahun 2008, Anggun kembali diundang. Anggun menyanyikan lagu Snow On The Sahara & Have Yourself A Merry Little Christmas. Tahun 2011, Anggun lagi-lagi mendapat undangan untuk menyanyi dihadapan Paus Benedictus. Tahun ini rencananya Anggun juga akan hadir lagi di Vatican untuk acara yang sama. 

Sebagai penyanyi Muslim menyanyi untuk acara ceremonial agama lain, bukan tidak mungkin Anggun partisipasi Anggun ini dipandang secara negatif. Tetapi Anggun punya pendapat  sendiri.

“Ajaran Islam kan pada dasarnya adalah toleransi. Kita tentu tau toleransi itu seperti apa. Mereka tau latar belakang saya, agama saya, negara asal saya. Tetapi mereka tetap memilih saya sebagai salah satu partisipan. Mereka pasti punya alasan yang kuat”.

Dan memang, untuk acara seprestisus Concerto di Natale tentu pihak Vatican tidak akan sembarangan memilih penyanyi yang tampil diacara tersebut. Beberapa nama yang pernahtampil diacara tersebut adalah penyanyi-penyanyi dengan citra postif seperti Mick Hacknall (Simply Red), Sasha, Dionner Warwick, Bryan Adams, Ronan Keating, Dolores O'Riordan (The Cranberries), Westlife, Lionel Richie, Tom Jones, The Corrs, Michael Bolton, Desree, Sarah Mc.Lahlan, Enya, John Denver, BB King, Chaka Khan, Jewel, Jennifer Paige dll. 

Konser ini tidak pernah bermaksud menyalahi kaidah agama Anggun yang melarang umatnya memasuki rumah ibadah agama lain atau melantunkan lagu pujian agama lain karena di umat Nasrani juga ada kaidah bahwa seremonial berbentuk konser atau acara lain yang tidak berhubungan dengan aktifitas religi tidak boleh dilakukan dalam gereja. Pastinya konser ini juga tidak digelar dalam gereja, melainkan sebuah gedung konser megah seperti konser Natal yang sebelumnya. Anggun juga hanya sebatas menyanyikan lagu tentang suasana dan cerita Natal.

Mungkin memang pihak Vatican melihat Anggun ada representasi dari toleransi yang indah. Mereka mungkin melihat Anggun sebagai sosok penyanyi Muslim yang baik sehingga mereka ingin menunjukkan kepada kaum umat Katolik bahwa citra Islam tidak seburuk rumor yang diciptakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan anti Islam.

Thursday, August 8, 2013

Patriotisme Di Negeri Orang



Entah sebuah kebetulan atau memang ditakdirkan seperti itu, karir internasional Anggun menanjak bersamaan dengan konflik politik yang sedang terjadi di Indonesia seperti  maraknya demo mahasiswa, konflik berdarah dibeberapa daerah, lengsernya Soeharto dari kepemimpinan sebagai Presiden, krisis moneter dan lain-lain.

“Media asing kan cenderung menampilkan hal paling buruk yang terjadi dinegara lain untuk ditunjukkan kepada dunia. Sementara di Indonesia kita tidak benar-benar melihat sesuatu sesuai fakta karena bisa saja ada yang ditutup-tutupi untuk kepentingan pihak tertentu”

Bisa dibayangkan ketika media asing menayangkan tank dan aparat yang berhadapan dengan mahasiswa dijalan raya seperti layaknya sebuah perang saudara.

“Saya bangga ketika saudara sebangsa dan setanah air saya berani berunjuk rasa ke jalan untuk menuntut perubahan. Apalagi kalau dilakukan dengan cara yang elegan dan tidak anarki”, kata Anggun. Bisa dibayangkan bagaimana posisi Anggun saat media asing menampilkan potongan tubuh disana-sini hasil konflik berdarah dibeberapa daerah di Indonesia.

“Awalnya sulit untuk saya terima. Tetapi kemudian saya sadari bahwa mau tidak mau saya harus bisa menerima ini memang terjadi dinegara saya. Saya tentu tidak bisa berbuat apa-apa atau mengatakan itu tidak benar-benar terjadi”

Apakah Anggun tidak pernah terpikir untuk melakukan pembelaan terhadap media asing yang tidak adil dalam pemberitaan tentang Indonesia?

“Saya kan bukan politikus, saya hanya melakukan pembelaan sesuai dengan kapasitas saya. Saya bilang ke mereka bahwa hal seperti ini bisa saja terjadi dimana saja, bukan hanya di Indonesia”.

Dan tanpa harus ngotot melakukan pengingkaran tentang apa yang terjadi di Indonesia, Anggun memilih untuk melakukan pembelaan dengan cara berkarya sesuai dengan profesinya.

"Pada akhirnya saat mereka melihat diri saya dan bakat saya di musik, mereka berkata 'oh, ternyata Indonesia bukan hanya koruptor dan konflik saja'. Tetapi juga ada bakat-bakat luar biasa yang perlu menjadi perhatian media asing daripada hanya fokus pada berita negatif tentang Indonesia untuk ditunjukkan kepada dunia".

Itulah sebabnya media asing akhirnya menulis sosok Anggun dengan deskripsi berita positif yang menyeruak dari antara berita-berita negatif tentang Indonesia.

Wednesday, August 7, 2013

Misi Dibalik Ganti Warga Negara



 Banyak pihak yang menyayangkan keputusan Anggun utk mengganti kewarganegaraannya menjadi warga negara Prancis pada tahun 2003. Itu juga yang menjadi alasan mereka utk mempertanyakan nasionalisme Anggun.

“Dulu dengan paspor Indonesia, aku tidak bisa kemana-mana. Banyak yang negara yg menolak permohonan visa-ku karena tidak punya hubungan diplomatik dgn Indonesia. Terus terang ini bukan hanya merugikan aku, tetapi juga menghalangi misiku untuk memperkenalkan Indonesia ke lebih banyak negara”.

Anggun bukan tidak pernah meminta bantuan kedutaan Indonesia di Prancis sehubungan dengan misi Anggun, misalnya agar diberi fasilitas atau kemudahan tetapi kurang mendapat respon. Akhirnya Anggun mengambil keputusan untuk mengganti kewarganegaraannya agar bisa lebih leluasa melanglang buana mengembangkan karir.

“Sekarang aku lebih leluasa kemana-mana dengan paspor baruku. Walau memegang paspor Prancis, orang-orang asing mengetahui aku berasal dari Indonesia. Itu menjadi tanggung jawab moral bagiku karena aku harus memberi citra positif tentang Indonesia kepada mereka”.

Jadi salah kalau ada yang mengatakan Anggun sudah tidak cinta Indonesia sehingga melepas kewarganegaraan-nya. Justru dengan melepas kewarnegaraannya untuk tujuan praktis dan birokrasi, Anggun seperti mendapat akses yang lebih luas lagi untuk memperkenalkan Indonesia ke berbagai belahan dunia.

“Yang berubah kan hanya dokumennya, bukan orangnya. Aku tetap orang Indonesia. Kalau misalnya aku ngaku-ngaku orang Prancis atau Italy, memangnya ada yang akan percaya?”, tukas Anggun sambil bercanda.