Rolling Stone Indonesia |
Kesuksesan di
tanah air tidak membuat Anggun berpuas diri. Dia membidik karir yang lebih luas
dan menantang yaitu membangun karir di industri musik dunia.
“Pada saat itu
saya merasa seperti terpenjara. Istilahnya ketika seseorang sudah mencapai
puncak karirnya, dia pasti sudah tidak bisa lebih naik lagi, hanya tinggal
menunggu karirnya bertahan atau meredup. Saya nggak mau seperti itu karena pada
saat itu saya masih remaja, baru berumur delapan belas tahun”.
Maka tahun 1994,
Anggun meninggalkan Indonesia menuju Eropa. Setelah mengalami berbagai
perjuangan dan kesulitan akhirnya Anggun berhasil merilis album yang beredar di
hampir seluruh dunia.
“Ketika saya
akhirnya bisa merilis album internasional, itu menjadi semacam akses buat saya
untuk menjelajah dunia yang lebih luas lagi. Karena saya harus promosi ke
berbagai negara, bukan sekedar pelesiran. Saya juga mendapat undangan dari
berbagai negara untuk tampil di negaranya masing-masing, saya menjadi seperti
tamu resmi negara mereka”
Praktis
dipenghujung tahun 1990’an Anggun wara-wiri keliling Eropa, Amerika dan Asia
untuk promosi album serta mendapat udangan tampil diacara TV dan konser ketiga
benua tersebut.
Beberapa artis
yang dulu begitu populer tahun 80an dan 90an kini sudah tidak terdengar lagi
kabarnya. Tetapi Anggun justru semakin bersinar. Status artis internasionalnya
membuat kelas Anggun jelas terlihat berbeda. Eksistensi Anggun bahkan mampu
mengimbangi artis-artis baru yang sedang populer dan baru membangun karir kemarin
sore dan meraih kesuksesan secara instan.
Anggun adalah
contoh artis yang berhasil mempertahankan eksistensinya selama lebih dari
lintas dekade dan generasi dan masih tetap tak kehilangan pesonanya.