Anggun Cipta Sasmi

Friday, August 9, 2013

Bahasa Yang Berbeda Kepada Orang Yang Berbeda



Ketika sedang menjalani tour ke berbagai negara diberbagai benua, Anggun bilang kalau 'rumah'-nya adalah kamar hotel dan kabin pesawat. Anggun bahkan bisa sampai berminggu-minggu tidak pulang ke apartemennya di Prancis.

"Pernah saking seringnya gonta-ganti hotel, aku sampai kebingungan karena lupa nomor kamarku", kenang Anggun geli.

“Ketika pulang  dan buka kulkas karena pengen masak. Eh, ternyata isinya cuma air putih. Lupa kalau udah sebulan tidak belanja. Padahal kalau sedang tidak kemana-mana, aku suka masak trus ngundang teman-teman untuk nyicipin”.

Tetapi sejak memiliki Kirana, Anggun kini sudah punya batasan saat menjalani tour. Kalau dulu bisa berminggu-minggu tidak pulang, sekarang maksimal seminggu Anggun harus pulang dan bertemu Kirana. Meski tidak setiap hari bisa memantau pertumbuhan Kirana, toh Anggun selalu menyediakan quality time saat sedang  berada dirumah, misalnya menjemput Kirana ke sekolah, shopping, ngobrol seharian dan tidur siang bareng.

“Sejak ada Kirana aku memang mulai lebih sensitif dalam menjalani hidupku. Aku sekarang sudah punya tanggung jawab. Kalau misalnya aku kenapa-kenapa, bagaimana dengan dia? Pokoknya sebisa mungkin jaga kesehatan dan jangan sakit”

Walau sudah fasih berbahasa Inggris dan Prancis, Anggun tak pernah sekalipun mencampur-campur kedua bahasa ini saat berbicara dalam bahasa Indonesia. Kecerdasan sikap yang seperti ini juga yang coba Anggun terapkan  pada Kirana agar kelak bisa berkomunikasi dalam tiga bahasa tanpa harus mencampurkan ketiganya dalam satu kalimat seperti ibunya.

“Dirumah kami punya Nanny orang Filipina, ke dia Kirana ngomong pakai bahasa Inggris. Ke aku dia ngomong bahasa Indonesia, ke papanya dia pakai bahasa Prancis. Jadi bahasa yang berbeda dipakai kepada orang yang berbeda. Ini penting karena aku gak mau anakku ngomong dengan  mencampur-campur bahasa”

Meski lahir dan tumbuh di Eropa dan sesekali mengunjungi Indonesia saat liburan, Anggun tetap menginginkan Kirana bisa berbahasa Indonesia.  

“Setengah darahnya kan Indonesia. Aku mau ketika dia mengunjungi tanah leluhurnya di Indonesia, dia bisa berkomunikasi sesuai dengan bahasanya”.

No comments:

Post a Comment