Anggun Cipta Sasmi

Pustaka


 .:BEST-OF / DESIGN OF A DECADE:.
2013

Crazy (Jadi Milikmu)
Saviour
Buy Me Happiness
Stronger
My Man
Hanyalah Cinta
Echo (You And I)
Sebelum Berhenti
Lie To Me
A Crime
World
Blind
Innocent Lie
Snow On The Sahara
.:ECHOES:.
2011

Buy Me Happiness
Hanyalah Cinta
Weapons
Yang Terlarang
Impossible
Eternal
Rollercoaster
My Addiction
A Stranger
Cold War
Year Of The Snake
Silent Vow
Berkilaulah
Only Love
Count On Me
Sorry
Always You



Untuk pertama kalinya dalam sejarah karir internasionalnya Anggun menjadwalkan album barunya rilis  paling awal di Indonesia. Sebelumnya pada saat merilis album seperti Snow On The Sahara (1997), Chrysalis (2000), Luminescence (2005) & Elevation (2008) adalah Eropa yang selalu mendapat jadwal rilis yang paling awal. Tetapi untuk album terbarunya ini Indonesia menjadi negara pertama yang merilis album ini.


Ada beberapa hal menarik dari album baru Anggun ini. Pertama, ini adalah album sekaligus proyek perdana Anggun dengan label rekaman pribadinya  April Earth. Kedua, melalui album ini Anggun tidak hanya ‘sekedar’ menyanyi dan menulis lagu, tetapi sudah ‘naik kelas’ menjadi produser.


Seperti yang pernah dijelaskan oleh Anggun bahwa dia tidak akan pernah menggunakan konsep album yang sama dimana Anggun akan selalu menawarkan sesuatu yang baru dalam setiap album barunya, maka Anggun lagi-lagi membuktikannya lewat album ini. 


Berbicara mengenai materi album, Anggun memang benar-benar memberikan aura dan atmosfir baru  dan segar yang sangat berbeda dari album-album yang sudah pernah dia rilis sebelumnya. Seperti tidak mau ikut larut mengikuti trend musik yang sedang wara-wiri di industri musik dunia, Anggun cenderung memilih untuk mengedukasi pendengar dan para penggemarnya dengan komposisi musik dan lagu yang tidak terjebak selera pasar yang saat ini seperti yang kita tau cenderung tidak ‘menyehatkan’ dan hampir seragam. Salah satunya adalah melalui lirik lagu. Kalau anda perhatikan, lirik pada lagu-lagu di album ini hampir semuanya mengusung tema tentang kehidupan dari perspektif yang memberi semangat dan ceria. 


Salah satu lagu yang berbahasa Indonesia dengan judul Berkilaulah misalnya, dengan permainan melody pada bagian verse yang terdengar unik dan unpredictable, dimana melodinya pada bagian tertentu memiliki ‘tikungan tajam’ atau ibaratnya seperti jalan yang mendaki dan menurun dengan tiba-tiba namun tanpa kehilangan ritme-nya. Meskipun lagu ini terdengar sangat sederhana,  bukan berarti gampang untuk menyanyikannya. Ada pesan positif dalam liriknya yang mungkin jarang disadari oleh sebagian besar manusia, bahwa cobaan dalam hidup tidak seharusnya membuat kita menyerah dan putus asa, tetapi justru seharusnya membuat kita semakin tangguh dan tegar.  

 Yang cukup unik, versi bahasa Inggris dari lagu ini yaitu Eternal justru menampilkan emosi yang berbeda. Jika pada lagu Berkilaulah menawarkan suasana yang akan membuat pendengar bersemangat, tetapi lagu Eternal lebih bergaya lullaby, jenis lagu yang cukup kalem untuk menjadi pengantar tidur. Acung jempol untuk Anggun yang berhasil memberi jiwa yang berbeda kepada kedua lagu ini  meskipun masih dalam melodi yang sama.


Tidak seperti Jennifer Lopez yang saking tergila-gilanya dengan sepatu merek Christian Louboutin, sehingga secara blak-blak-an menggunakan merek sepatu tersebut sebagai judul lagu, Anggun sebagai salah penggemar merek sepatu dengan ciri khas sol warna merah cerah itu memilih cara yang subtil, hanya sebatas menyentil ciri khas sepatu kegemarannya itu tanpa menyebut merek sama sekali. Uniknya,  Anggun melakukannya sebagai sindiran sosial kepada kaum yang sering menganggap bahwa materi adalah simbol kebahagiaan : 


I could use that red-soled shoes . With this tight jeans, see what I mean? . Or maybe that long dress made to impress. Deserve that too. All those fancy things. Fail to make my heart sing. Can’t buy me happiness. (Aku menginginkan sepatu bersol merah yang sesuai untuk denim yang kupakai. Atau gaun panjang ala diva yang juga pantas untukku. Tetapi aku tau semua kemewahan itu belum tentu akan membuatku bahagia). 


Potongan lirik diatas tertuang dalam lagu yang berjudul Buy Me Happiness. Ritme melodi yang riang dan permainan vokal Anggun yang lincah (dimana bagian awal lagu bermain dinada rendah, kemudian berubah tinggi meliuk-liuk di bagian chorus) merupakan perpaduan yang sederhana tetapi justru sangat menantang. Sementara pada nomor Cold War dan A Stranger, gaya bernyanyi dan musik Anggun seperti mendapat pengaruh dari band-band Pop Rock a la British seperti yang menampilkan permainan musik dan gaya menyanyi minimalis namun tetap mempertahankan kedinamisan komposisi musik dan vokal sehingga tidak terdengar datar dan membosankan.


Atau jika ingin mendengar jenis musik yang lebih riang dan cukup danceable dengan karakter rock, ada lagu Impossible yang bagian chorusnya cukup catchy. Atau lagu My Addiction yang sangat Rock N Roll ala tahun 60’an.


Ada juga lagu Rollercoaster yang karakter rock-nya paling kental. Tentu saja bukan type musik rock yang manis, tetapi jenis rock yang sedikit bernuansa ‘dark‘..


Secara keseluruhan, Anggun tampaknya tidak terlalu ingin terlihat pamer ‘kehebatan’ dalam album ini. Tidak ada range vokal yang diforsir menukik & melambung tajam atau akrobat di angkasa a la diva. Juga tidak ada musik dan lagu yang dipaksa untuk mengikuti arus trend yang sedang digemari masyarakat saat ini. Bahkan dari segi lirik lagu, Anggun terbilang sedikit berani keluar dari mainstream musik populer yang sedang didominasi lirik lagu provokatif, tema cinta picisan atau cengeng. 

Tetapi bukan berarti lagu-lagu pada album ini menjadi susah dicerna atau berat, justru lagu-lagu dalam album ini relatif gampang dinikmati dengan bonus pesan yang terkandung dalam lirik lagu yang bisa membuat optimis dan bersemangat. 

Bisa dibilang kesederhanaan inilah yang  menjadi kekuatan dan nilai tambah album ini. Ditangan Anggun, keserderhanaan itu menjadi kesederhanaan yang tidak hanya sekedar sederhana, tetapi juga bercita rasa tinggi dan pastinya dipercaya mampu ‘bergema’ seperti judul album itu sendiri.

.:ELEVATION:.
2008

A Change
Jadi Milikmu (Crazy)
Sebelum Berhenti
Berganti Hati
My Man
Stronger
Give It To Love
Hide And Run
Divine
Is It A Sign
Selamat Tidur
Eden In Her Eyes
World
Shine
No Stress


Keinginan Anggun untuk mengeksplorasi berbagai jenis musik lain dilakukan Anggun lewat album ini dimana kali ini Hip Hop yang menjadi pilihan Anggun. Sayangnya single pertama Crazy yang liriknya kelewat cheesy dan musiknya yang lebih cenderung ke arah euro trance dengan tempo mengambang sangat jauh dari  Hip Hop dan membuat lagu ini terdengar paling kurang  greget dibanding materi lagu lainnya.

Gaya Hip Hop yang sangat nyata sebenarnya ada pada nomor Seize The Moment yang memuat sample lagu Merry Christmas Mr.Lawrence yang akan mengingatkan anda pada lagu-lagu a la Craig David. Anggun juga tampil sangat Mariah Carey pada lagu Give It To Love yang melodi lagunya lagi-lagi akan mengingatkan anda pada lagu Give It To Me milik Nelly Furtado. Selanjutnya Anggun bergaya a la Britney Spears pada lagu My Man lengkap dengan musik dan lirik lagu yang seduktif.



Mendengar lagu Stronger mungkin akan mengingatkan anda pada lagu Fighter milik Christina Aguilera. Rencana untuk mencuri kembali perhatian Amerika mungkin yang mendasari Anggun mengajak Big Ali untuk memasukkan unsur musik rap di lagu ini.



Satu lagu yang sebenarnya sangat mewakili karakter Anggun yang sebenarnya adalah lagu A Change yang intro-nya memperdengarkan sound grand piano yang megah dimana backing vocal format choir sukses memberi sentuhan Hip Hop pada lagu ini.



Usaha Anggun untuk mencoba lebih mainstream sebenarnya patut diacungi jempol sebagai bagian dari kompromi Anggun terhadap selera pasar. Tetapi sepertinya jalur yang terlalu mainstream  tidak cocok dengan karakter Anggun sehingga album ini seperti sebuah ‘kesalahan’ yang membuat Anggun terkesan seperti seorang penyanyi  pendatang baru yang masih mencari identitas dan jati diri sehingga terjebak mengikuti musik dan lagu penyanyi lain.

.:BEST-OF:.
2007

Mimpi
Bayang-Bayang Ilusi
Takut
I'll Be Alright
In Your Mind
Snow On The Sahara
Undress Me
Still Reminds Me
Mantra
Kembali
Summer In Paris
Chrysalis
Yang Ku Tunggu
Deep Blue Sea
Open Your Heart
A Rose In The Wind
Saviour
.:LUMINESCENCE:.
 2005
 
In Your Mind
I'll be Alright
Undress Me
Evil And Angel
Breathe In Water
Saviour
A Crime
Surrender
Captivity
Waiting
Cover
Something Sublime
Devil In My Mind
Painted
Go
Mantra 


"Bila nanti aku kembali lagi, apakah aku akan menjadi orang yang asing bagi mereka? Apakah mereka masih tetap sahabatku yang dulu? Aku ingin mereka mengerti bahwa mimpi yang kini aku raih adalah jalan menuju pulang kenegeriku"



Demikian kira-kira wujud kegelisahan Anggun tentang menjadi orang Indonesia dalam proses meraih impian di Eropah, yang dituangkan lewat lagu berjudul Cover dialbum ini. Kegelisahan yang muncul akibat selalu dicecar dengan pertanyaan seputar nasionalisme setiap kali Anggun datang ke Indonesia. Lirik yang ditulis dengan kota kata yang sederhana namun bermakna ‘dalam’ membuat lagu ini seolah seperti lagu himne untuk anak rantau.


Sementara untuk lagu bernuansa Timur Tengah berjudul In Your Mind, Anggun menyindir secara halus segelintir orang yang selalu mempermasalahkan perempuan yang berpenampilan seksi.
"Tak ada yang salah dengan senyum yang kami tebarkan, tubuh langsing yang kami miliki atau gaun seksi yang kami kenakan. Yang salah itu adalah pikiran orang yang langsung berpikiran negatif setiap kali melihat perempuan berpenampilan seksi".

Yang menarik dari album ini, ada sentuhan musik rock yang cukup terasa. Misalnya pada nomor Captivity, Savior dan Painted. Cabikan sound gitarnya terlalu garang untuk bisa disebut musik pop. Mungkin ini yang Anggun sebut sebagai pengaruh positif dari band-band favorit Anggun seperti Nine Inch Nails dan Metallica.


Pop riang yang danceable dan sarat dengan pesan positif dan self improvement dapat ditemukan pada nomor Devil In My Mind  : Karena waktu adalah milik kita. Semua pasti ada tiba waktunya. Jangan biarkan pikiran jahat meraja.


Atau Something Sublime : "Jalani hidup dengan nyali dan bijaksana. Tatap dunia dan tegakkan kepala. Karena hidup penuh dengan penantian akan hal-hal yang mengagumkan".


Dengan hanya diiringi petikan gitar akustik, lagu Go menjadi nomor balada yang manis bercerita tentang perpisahan tanpa terkesan cengeng. Unsur musik etnik mulai dimimalisir dialbum ini, dan diganti dengan sentuhan musik Urban. Nuansa musik etnik dulu menjadi karakter musik Anggun mungkin hanya bisa ditemukan pada elemen perkusi dilagu Breathe In Water dan Evil And Angel.
Gebrakan terbaru dari album ini adalah terpilihnya lagu Savior sebagai Original Soundtrack film Transporter II karya sutradara Luc Besson  yang pernah menggarap film-film blockbuster sekaliber Sixth Element, La Femme Nikita, Taxi I, II, III.

.:OPEN HEARTS:.
2002

Counting Down
Open Your Heart
Little Things
Blue Satellite
The End Of The Story
I'm Your Mirror
Pray
I Wanna Hurt You
Naked Sleep


Seandainya Anggun adalah aktris film, maka Anggun adalah aktris yang berhasil memerankan berbagai macam karakter dengan sangat baik. Pada nomor Counting Down Anggun menampilkan karakter yang lincah dengan komposisi musik yang didominasi musik bernuansa elektro.

Masuk ke lagu Open Your Heart, Anggun menghadirkan nuansa gospel yg riang lengkap dengan unsur paduan suara (choir) yang menjadi backing vocal.


Mendengarkan Little Things yang memiliki melodi unik dan unpredictable, kita seperti bisa membayangkan Anggun bernyanyi sambil memilin-milin jari-jarinya dengan gaya kekanak-kanakan sambil pikirannya mengembara dalam imajinasi tiada batas. Atau Naked Sleep yang sangat sweet lullaby.


Ada lagu unik dengan lirik cengeng berjudul The End Of Story dimana bagian verse-nya sangat mellow, namun tiba-tiba berubah garang memasuki bagian chorus. Simak juga I'm Your Mirror yang sangat Hip Hop. Mendengarkan lagu ini seperti mendengarkan penyanyi Afro-Amerika lengkap dengan riuhnya tingkah polah beberapa rapper-rapper pria sebagai vocal latar yg khas black music.


Terasa sangat menyenangkan membayangkan Anggun bernyanyi sambil memetik gitar akustik menyanyikan lagu Blue Satelitte yang seperti mengahdirkan bentuk lain dari musik country dengan tempo yang lebih mainstream.

Sementara Pray kental dengan nuansa Padang Pasir yang rancak, tak kalah unik dengan bagian intro yang improvisasi Anggun mirip seruan azan serta karakter lagu yang seperti membawa pendengar ketengah riuhnya perayaan pasar malam didaratan Timur Tengah. Tak ketinggalan sentuhan house music dilagu I Wanna Hurt You.


Bisa dikatakan Anggun berhasil membawa nuansa yang berbeda pada setiap lagu, sehingga materi album ini terasa kaya dan bervariasi, jauh dari kata membosankan. Yang patut disayangkan dari keseluruhan kemasan album ini adalah cover albumnya yang sangat miskin sentuhan art. Materi lagu yang bagus seharusnya diberi kemasan yang layak pula.


Terlepas dari masalah cover yang minim sentuhan seni, apabila diibaratkan sebuah film atau pentas teater, di album ini Anggun seperti bermain monolog serta memerankan berbagai macam karakter utama seorang diri. Anggun mungkin pernah mengaku tidak bisa berakting lewat film, tetapi berakting lewat lagu dan musik dia bisa ‘berakting’ dengan sangat baik.
 
.:CHRYSALIS:.
2000

Still Reminds Me
Rain
Breathing
Chrysalis
Tears Of Sorrow
Want You To Want Me
How The World...
A Prayer
Non Angelical
Look Into Yourself
Forbidden Love
Signs Of Destiny
Comme Un Privilege
Broken Dream
Yang Ku Tunggu


Perjalanan musikalitas Anggun kini singgah disebuah dimensi yang lebih bernuansa urban. Kali ini Anggun muncul dengan musik pop yang lebih luas segmentasinya. Bahkan pada beberapa lagu, Anggun mulai terdengar sangat R&B.


Dengarlah lagu pembuka berjudul  Still Reminds Me yang slow tempo yang dibuka Anggun lewat sebuah kalimat berbahasa Indonesia : ku hitung jari-jariku. Komposisi musik yang dinamis dan tempo yang lembut namun cukup menggigit. Ada sebuah eksperimen musik seperti sound pita kaset yang diputar terbalik (reverse) yang ternyata adalah cuplikan dari lagu La Perle Noire pada intro lagu Rain. Sementara intro Breathing yang romantis yang manis membuat lagu ini sebenarnya cukup menjanjikan untuk dijadikan salah satu single andalan.


Meski tidak lagi kental nuansa world music-nya, alunan sound kulintang yang dipadukan dengan suara gitar membuat lagu Chrysalis yang liriknya sedikit feminis itu terdengar sangat menarik.
Tak ketinggalan Anggun terdengar sangat India (lengkap dengan cengkok khas dan dinamika improvisasinya) lewat lagu How The World.


Anggun mencoba tampil minimalis hanya dengan diiringi piano pada lagu Want You To Want Me dan Broken Dream yang sangat melankolis dengan lirik yang mententuh. Atau warna gospel pada lagu A Prayer yang sangat kental nuansa Hip-Hop-nya dengan lirik yang religius.


Sementara ada sampling musik Ska pada lagu Non Angelical dan nuansa jungle pada lagu Forbidden Love. Anggun juga mencoba nge-rock pada lagu Sign Of Destiny dengan balutan musik techno.



Well, pengembaraan musikalitas Anggun memang masih sangat panjang. Dan lewat album ini, Anggun membuktikan bahwa konsep albumnya akan selalu berubah seiring waktu. Mudah-mudahan memang berubah kearah yang semakin lebih baik.
 

 .:ANGGUN:.
1997
 
Snow On The Sahara
Le Depart
Over Their Walls
On The Breath Of An Angel
Kembali
Gita
Memory Of Your Shores
My Sensual Mind
Blanca
Valaparaiso
Selamanya
By The Moon
Pluies
Dream Of Me
Secret Of The Sea
Life On Mars
A Rose In The Wind

Lagu Snow On The Sahara memang merupakan pilihan yang pas untuk merepresentasikan keseluruhan dari materi album ini. Komposisi musik dan yang kayak akan sentuhan etnik dan sound eksperimental yang terdengar unik justru membuat lagu ini terkesan magis. Magis dalam balutan keanggunan spiritual.


Lirik yang puitis dan nuansa world music menjadi salah satu kekuatan album yang diproduksi di Prancis ini. Beberapa interlude seperti Le Depart, Gita, Blanca dan Pluies yang menjadi jeda diantara beberapa lagu semakin menonjolkan sisi unik album ini. Sungguh sebuah kreatifitas yang cerdas dan breakthrough.


Simak bagaimana Anggun tiba-tiba seperti membawa pendengarnya kepada keriuhan suasana Chinese New Year lewat tembang Over Their Walls. Sementara dilagu On The Breath Of An Angel, Anggun memadukan musik pop romantis dengan dentingan musik tradisional Jepang: Samimasen, serta perpaduan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia pada liriknya. Atau nuansa musik padang pasir dilagu Memory Of Your Shores tanpa harus kehilangan warna vokal Anggun yang tebal.


Puncak eksplorasi musik dan vokal Anggun mungkin tertuang pada lagu My Sensual Mind. Lagu yang cukup berbeda dengan keseluruhan lagu dialbum ini menghadirkan Anggun dengan vokal a la Afro-American. Mendengarkan lagu ini, seperti nyaris mendengarkan penyanyi kulit hitam yang sedang menyanyikan salah satu unsur black music. Dilagu ini vokal Anggun berhasil menjangkau nada rendah dan tinggi pada akhir dan awal lagu.


Valparaiso yang riang, kita dibawa kepada visualisasi sosok Anggun yang sedang bernyanyi ditengah-tenah upacara ritual suku pedalaman di Amazon. Jangan lewatkan juga Dream Of Me yang sangat pantas seandainya terpilih menjadi theme song salah satu event olah raga sekelas Olimpiade atau World Cup.


Mendengarkan keseluruhan album ini seperti traveling without moving : mengunjungi beberapa tempat yang berbeda, menyaksikan beberapa suasana yang berbeda hanya lewat sebuah jendela.
.:YANG HILANG:.
1994

Yang Hilang
Masa-Masa Remaja
Ku Tak Ingin
Nafas Cinta
Anak Putih Abu-Abu
Mimpi
Tua Tua Keladi
Sentuhan Dewata
Gaya Remaja
Problema Cinta
Batu-Batu
Nocturno


Sebenarnya ini lebih tepat disebut album kompilasi Anggun karena dialbum ini Anggun hanya punya dua lagu baru : Yang Hilang dan Masa-Masa Remaja. Lagu lainnya adalah lagu hits Anggun sebelumnya seperti Mimpi, Tua Tua Keladi, Gaya Remaja dan lain-lain.

Album ini juga menjadi album terakhir Anggun di Indonesia, itu sebabnya album ini seperti dikerjakan dengan buru-buru. Vokal Anggun terdengar kurang rapi, terkesan seperti hanya sekali take vokal langsung jadi. Album ini juga tidak diproduksi oleh perusahaan rekaman Anggun: Bali Cipta Record karena kemungkinan pada saat mengerjakan album ini Anggun sudah menjual perusahaan rekamannya itu. Bahkan kabarnya ketika album ini dirilis di Indonesia, Anggun sudah meninggalkan Indonesia dan pindah ke Inggris.


Meskipun minim promosi, lagu Yang Hilang yang merupakan ciptaan musisi dan komposer langganan Anggun: Teddy Sudjaya dan Pamungkas NM berhasil melejit kepuncak tangga lagu-lagu radio dan TV Indonesia pada saat itu.



Seolah memang disengaja atau kebetulan, judul lagu terakhir Anggun di Indonesia ini juga seperti sesuai dengan eksistensi Anggun yang kemudian ‘hilang’ dari blantika musik Indonesia demi mengejar karir internasional ke Eropa.




.:ANGGUN C. SASMI...LAH!!!:.
1993

Kembalilah Kasih (Kita Harus Bicara)
Kenapa Harus?
Sahara
Nanti Pasti Abadi
Penyelesaian Tolol
Dikejauhan
Karenamu Kini Aku Mengerti
Matahari Hatiku
Jawara
Sendiri


Boleh dibilang ini adalah satu-satunya album Anggun C. Sasmi yang sangat digarap serius. Mulai dari pemilihan lagu, aransemen musik hingga desain cover dikerjakan dengan sangat baik dan serius. Termasuk bagian produksi dimana album ini diproduksi dalam dua format rekaman yaitu kaset dan compact disc (CD). Mungkin ini disebabkan oleh terlibantnya Anggun secara penuh dalam penggarapan album ini, mulai dari pemilihan lagu, musisi pengiring dan studio rekaman di dua negara (Indonesia & Singapura). Album ini juga adalah produksi pertama dari perusahaan rekaman milik Anggun yang barus saja didirikan dengan nama Bali Cipta Record.

Lagu andalan yang judulnya cukup panjang: Kembalilah Kasih (Kita Harus Bicara) yang merupakan ciptaan Thomas Ramdhan dan Rustam (yang sering menulis lirik lagu untuk Andy Liani dan Anang). Aransemen dikerjakan oleh Lilo (personil Kla Project)



Secara materi, lagu-lagu pada album ini juga cukup variatif. Anggun tampil sangat hard rock ketika membawakan lagu Nanti Pasti Abadi ciptaan band Grass Rock dan Kenapa Harus ciptaan Pay, Rustam & Anggun. Atau sangat blues ketika membawakan lagu Penyelesaian Tolol. Bahkan Anggun sedikit mengeksplorasi nuansa etnik pada lagu Karena Kini Aku Mengerti dan nuansa orkestra pada lagu Di Kejauhan. Lagu Sendiri yang liriknya ditulis oleh Anggun cukup pas menjadi lagu penutup keseluruhan materi album ini dan sebenarnya juga sangat potensial menjadi hit.


Sementara desain cover album dikerjakan oleh Dik Doank dimana desain cover untuk format kaset berbeda dengan cover untuk format compact disc.


.:NOCTURNO:
1992

Problema Cinta
Ku Tak Ingin
Nocturno
Sentuhan Dewata
Ironi
Ganti Saja
Biar
Perisai Kehidupan
Malioboro



Menginjak usia 18 tahun, Anggun kembali merilis album. Kali ini Anggun tidak lagi mengandalkan lagu-lagu yang gampang dicerna dengan melodi yang manis seperti lagu-lagu yang dibawakan Anggun pada awal karir musiknya, tetapi justru lagu yang lebih garang ciptaan Kecuk dan Yudhi NH dari band Grass Rock berjudul Problema Cinta yang berhasil menampilkan rentang vokal Anggun dari nada yang paling rendah hingga nada yang paling tinggi. Ada perubahan tehnik vokal Anggun pada album ini. Jika pada lagu-lagu dan album sebelumnya Anggun banyak bermain di nada-nada tinggi, di album ini Anggun mencoba bereksperimen lewat kemampuan vokalnya dengan cara lebih banyak bermain dinada-ada minor.


Materi album ini juga sedikit lebih berkembang dibanding Anggun sebelumnya karena dialbum ini Anggun juga menyanyikan lagu ciptaan Jocky Suryoprayogo berjudul Ironi dan Perisai Kehidupan. Teddy Sudjaya dan Pamungkas NM juga masih menyumbang satu bertempo riang berjudul Ku Tak Ingin.



Dibandingkan dengan lagu-lagu Anggun sebelumnya mungkin lagu-lagu di album ini kurang cathy, tetapi dari sisi musikalitas bisa dibiang musik dan vokal Anggun mengalami perkembangan. Satu lagu karya Pay (gitaris Slank) berjudul Biar sebenarnya sangat potensial menjadi hit, tetapi sayangnya lagu ini tidak dipilih untuk menjadi single andalan melainkan Problema Cinta.

 .:ANAK PUTIH ABU-ABU:.
1991

Anak Putih Abu-Abu
Nafas Cinta
Pesta Kita
Harimau
Stop
Bilakah Damai?
Jerit
Yang Patut Kita Rasa


Setelah cukup lama berkutat dengan rilisan single-single yang sukses meraih sukses luar biasa seperti Mimpi, Tua Tua Keladi, Gaya Remaja dan Takut, ini bisa dibilang album pertama Anggun sejak berhasil menorehkan nama sebagai salah satu penyanyi paling populer dan terlaris Indonesia. Masih mengandalkan lagu-lagu ciptaan Teddy Sudjaya dan Pamungkas NM sebagai lagu andalan: Nafas Cinta yang khas dengan meodi manis dengan sentuhan slow rock.


Selain mengusung tema lagu remaja dan anak sekolahan seperti Anak Putih Abu-Abu, Anggun juga mulai melirik tema lain seperti kritik sosial terhadap pergaulan bebas dunia remaja  pada lagu Jerit atau protes terhadap konflik politik pada lagu Pesta Kita, serta human error lewat analogi pada lagu Harimau.

Lewat album ini juga untuk pertama kalinya juga Anggun memperkenalkan penampilan barunya dimana Anggun tidak lagi memakai baret yang selama ini menjadi ciri khasnya. Hal ini ditunjukan lewat visualisasi artwork cover albumnya dimana beberapa topi baret digantung pada cantelan seolah memberi simbol bahwa Anggun sudah meninggalkan topi baretnya yang telah menjadi salah satu ciri khas-nya sejak awal penampilan dilayar kaca maupun media cetak.
 
.:DUNIA AKU PUNYA:.
1986

Tegang
Sibuk
Dunia Aku Punya
Masa Remaja
Tik Tak Tik Tuk
Perdamaian
Tante Cerewet
Kawan Lama
Dari Seorang Wanita
Ganti-Gantian
Gadis Penari
Garudaku

Ini adalah album pertama Anggun yang direkam ketika Anggun berusia 12 tahun. Menurut Anggun, saat rekaman lagu-lagu di album ini Anggun belum mengerahkan kemampuannya secara maksimal karena proyek ini adalah proyek percobaan sebelum rekaman album yang sesungguhnya. Di album ini Anggun menciptakan dua lagu berjudul Tegang dan Tak Tik Tuk. Sementara single andalan adalah Dunia Aku Punya yang merupakan ciptaan Ian Antono.

Secara keseluruhan album ini sangat kental akan nuansa Rock, apalagi karakter vokal Anggun juga sangat cocok untuk jenis musik ini. Vokal Anggun yang bulat pada lagu Tegang sanggup melengking tinggi menjangkau nada yang cukup sulit, namun tetap terdengar nyaman.
Tak Tik Tuk meskipun liriknya agak kekanak-kanakan (mungkin dipengaruhi oleh usia Anggun yang mulai meninggalkan masa anak-anak menuju masa remaja), tetapi secara musikal cukup unik dan serius. Meskipun tidak terlalu nge-rock, lagu ini memiliki melodi yang seperti terpengaruh oleh musik tradisional Jepang. Ada juga lagu balada karya Ully Sigar Rusady berjudul Dari Seorang Wanita. Juga yang tak kalah layak simak adalah lagu Tante Cerewet yang sebelumnya pernah dipopulerkan penyanyi senior Titik Sandora.

Anggun boleh saja berkata bahwa dia belum maksimal saat rekaman lagu-lagu dialbum ini, tetapi bisa dibilang walau Anggun tidak maksimal namun kwalitas dan kemampuan vokal Anggun di album ini boleh dibilang lumayan bagus. Tidak bisa dibayangkan sebagus apa album ini jadinya apabila Anggun sudah mengerahkan semua kemampuannya dalam bernyanyi.




No comments:

Post a Comment